Pada era 1980 an Gus Dur menyampaikan gagasan Pribumisisasi Islam yang sempat menimbulkan polemik sengit
dikalangan akademisi maupun agamawan. Gagasan Gus Dur pada intinya ingin mendialogkan antara Islam dan kebudayaan Nusantara sehingga islam di Indonesia bukanlah hasil dari Arabisasi.
Suasana perdebatan sengit kembali terjadi Pasca Muktamar Nahdlatul Ulama ke 33 yang mengusung tema lslam Nusantara. Ditengah abad informasi dan digital tema Islam Nusantara ini dengan sangat mudah berhasil menggegerkan wacana keislaman di lndonesia. Hampir semua kalangan mulai dari ulama, akademisi, hingga masyarakat awam pun ikut meramaikan diskursus di alam maya hinggadunia nyata. Perdebatan pun berlangsung secara liar hingga muncutudingan sesat menyesatkan, kafir mengkafirkan kepada pihak penggagas Islam Nusantara. Pertarungan wacana yang gencar tersebut menampakkan bahwa kelompok yang menentang konsep Islam Nusantara justru tidak memahami apayang mereka tentang.
Kehadiran buku ini dalam rangka turut meramiakan diskursusslam Nusantara dan berusaha melacak genealogi Islam Nusantara dengan memulainya dari gagasan Pribumisasi lslam Gus Dur hingga dapat mendeteksiepistemologi dan fenomena social budaya yang telah mengkonstrukisi gagasan Gus Dur. Melalui konsep Pribumisasi lslam Gus Dur, penulis berupaya menjelaskan konsep Islam Nusantara, sehingga ditemukan titik temu antara lslam dan kebudayaan Nusantara.
Ulasan customer dinonaktifkan: Islam Nusantara Perspektif Abdurrahman Wahid; Pemikiran dan Epistemologinya
Maaf, form ulasan customer dinonaktifkan untuk produk ini